Mungkin
 namanya juga manusia, berkicau di dunia nyata tidak dianggap. Maka 
jatuhnya di dunia maya. Inilah saya, Nurdiani Latifah. di tengah-tengah 
kegalauan saya tentang masalah hati (cinta), di tengah-tengah masalah 
keluarga, di tengah-tengah masalah akademik dan satu lagi di 
tengah-tengah saya bekerja (tentunya masih seputar nulis yang bisa 
menghasilkan uang saku tambahan) saya bikin note ini. sebelumnya saya 
minta maaf dengan datangnya note ini.
yang ingin saya 
tulis di note ini adalah tentang isu kenaikan BBM. beberapa hari yang 
lalu, saya bersama sabahat-sahabat saya, melakukan aksi (Demo) tentang 
penolakan kenaikan BBM, tapi sayang. tetep aja pemerintah ketok palu 
tentang persetujuan kenaikan BBM. kadang saya sendiri, merasa ironi. 
saya yang merasa bangga dengan kata "mahasiswa" tidak bisa melakukan 
apa-apa. aksi ke jalan pun terkadang merasa percuma. pemerintah tidak 
mendengarnya sama sekali.
kadang saya berpikir, percuma 
jadi mahasiswa kalau keadaannya kaya gini. ngerubah keadaan pun tidak 
bisa. katanya agen of sosial, agen of control dan satu lagi agen of 
change. keadaan yang mencekik rakyat pun tidak bisa mahasiswa rubah.
kalau
 pemerintah sudah ketuk palu, mahasiswa bisa apa? terkadang kita hanya 
bisa menonton tentangg kekuasaan-kekuasaan yang terjadi di parlemen. 
lihat saja, ketika PKS yang menolak tentang kenaikan BBM, malah PKS akan
 dikeluarkan dari koalisi. kongkalikong lagi, kongkalikong lagi.
lihat
 lah, di Indonesia ada ada 10-15% komoditi usaha kecil dalam artian, 
membuka lapangan kerja sendiri. jika BBM naik, mereka bisa apa?? katanya
 rakyat indonesia harus cerdas, membuka lapangan kerja sendiri. kalau 
kaya gini UKM-UKM tersebut akan mati.
Katanya mahasiwa harus cerdas. ah... sudahlah. mahasiswa bisa apa?
lalu,
 ketika pemerintah sudah ketok palu, mahasiswa bisa apa? mahasiswa hanya
 bisa berkoar dalam facebook-facebook atau twitter-twitter mereka. 
Ironi. seperti saya ini. terkadang, kebebasan berpendapat menjadi 
bumerang yang kadang tidak sedikit orang hanya karna mengeluarkan 
pendapat di penjara.
mahasiswa bisa apa? saya ini 
mahasiswa semester 4 jurusan fisika, harusnya saya dengan keadaan 
seperti ini sudah bisa memberikan solusi lain tentang BBM alternatif, 
sayangnya saya terkekung oleh dunia akademik. lagi-lagi dihadapan dengan
 tugas kuliah, dengan remidial, atau pun yang lainnya. saya yang bodoh 
atau saya yang bego atau tolol??satu lagi di dunia kampus, orang-orang 
yang pintar adalah orang-orang yang mendapat nilai sempurna. bukan 
seperti saya yang dibilang pas-pasan.
lagi-lagi mahasiswa bisa apa? diam, melihat dan meradang.
satu
 fakta yang ada, bagi teman-teman saya yang sudah mengembangkan dirinya 
dengan BBM alternatif, mereka bisa berbangga diri, sayangnya pemerintah 
tidak cepat tanggap. lagi, ide-ide kami, langkah gerak kami dikekung 
oleh pemerintah.
Ya, mahasiswa bisa apa untuk zaman 
sekarang. film-film romantis tentang cinta seakan menghiptonis kami 
untuk bisa menangis dan tertawa terbahak-bahak. Mahasiswa dan kebiajakan
 pemerintah, kami bisa apa? kadang, saya letih jadi mahasiswa, nggak 
bisa menghasilkan apa-apa.
gajah mati meninggalkan gading,
 harimau mati meninggalkan belang. mahasiswa bisa apa? meninggalkan apa 
bisa nanti saya mati dengan kata mahasiswa.
No comments:
Post a Comment