Thursday 1 September 2011

29-08-2011

Pukul 7 malam. Semua tengah sibuk mempersiapkan esok untuk merayakan idul fitri tapi, apakah benar esok idul fitri??? entah. Sang hilal yang selama ini kita cari masih tak kunjung datang. Pertanyaan apakah besok masih puasa atau tidak pun tetap bergelaut di hatiku dan perdebatan apakah besok lebaran pun di mulai. Untuk muhammad besok tanggal 30 agustus sudah jelas idul fitri. Untuk pemerintah sendiri saa ini sedang melaksanakan sidang istbat dan penelitian tentang hilal itu.

"kenapa saat ini di Indonesia masih ada perbedaan?? kemana persatuan yang selama ini kita bina???", tanyaku dalam hati.

sat inii aku tengah mencari kerudung. Mamaah adalah seseorang yang menyukai warna cerah tapi, aku ??? aku lebih memilih warna kalem. Terkadang mamah sering seenaknyaa memilihkan barang untukku dengan semua yang ia sukai. Aku terkadang risih dengan ini dan terpaksa aku juga harus mau menyukainya. 

Tekadang dalam makanan ia memilihnya seenaknya. Bakso. Bagiku itu bagai monster yang siap menerkam kepalaku. Aku tak suka bakso bahkan mungkin aku benci. Itu membuat kepalaku pusing saja. hal lain lagi tentang makanan, mamah sangat suka makanan pedas. Apapun makanannnya pasti memakai cabe rawit. Entah sebarapa banyak asalkan pedas. Itu berlangsung setiap hari hanya air minum saja yang tidak pedas. Sementara??? aku tidak suka makanan pedas. Jika aku menolak mungkin aku akan menyakiti mamah. Terpaksa aku makan dan ujung- ujungnya aku sakit perut.  

Sidang istbat pun akhirnya diputuskan. Pemerintah memutuskan tanggal 31 agustus. Beberapa reaksi pun muncul di masyarakat. Terutama wajah kekecewaan yang sangat terpancar. Para itu telah memasak dalm porsi yang sangat banyak hari lebaran. Dala kalender sudah terpasang tanggal 30 Agustus sebagai idul fitri. lalu kenapa menjadi beda seperti ini??? hilal yang slama ini kita cari tak kunjung datang. Kemanakah hilalnya??? apakah kau malu?? atau kau sedang menguji kami untuk bersatu???? entahlah aku tak tahu. 

Inilah Keputusan Ormas Islam dan Pemerintah tentang Hari raya Idul Fitri 2011 / 1syawal 1432H

Perpisahan dengan bulan Ramadhan telah tiba, bulan yang penuh berkah ,rahmat dan ampunan dari Allah swt. Yang tentu saja kita akan memasuki bulan baru yaitu bulan Syawal.yang sekaligus pada tanggal 1 syawal merupakan hari raya ‘Idul fitri .

maka pada kesempatan ini kami InsyaAllah akan menyampaikan tentang berita yang berkaitan erat dengan keputusan ini. Berikut berita berita yang kami gali dari berbagai sumber mengenai hal ini


1.MUHAMMADIYAH

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Idulfitri 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada hari Selasa, 30 Agustus. Ketetapan diumumkan melalui Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 375/MLM/I.0/E/2011 tentang Penetapan Hasil Hisab serta Menyambut Syawal dan Dzulhijjah 1432 Hijriah. Berdasar ketetapan tersebut PP Muhammadiyah mengimbau masyarakat agar menghargai jika nantinya ketetapan hari raya idul fitri dari pemerintah berbeda dengan yang dikeluarkan Muhammadiyah.

Ketetapan yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah, HM Din Syamsuddin, tersebut disampaikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dalam konferensi pers di Rektorat Universitas Muhammadiyah Jumat, 19 Agustus. Ketua Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, HM Alwi Uddin, menjelaskan tentang hasil hisab tersebut di pada wartawan didampingi Wakil Ketua dan Sekretaris Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Ambo Masse serta H Mawardi Pewangi.

Maklumat tentang penetapan hari Raya Idulfitri sesuai dengan hasil ketetapan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah beberapa waktu lalu menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Selain hari raya Idulfitri, melalui maklumat ini mereka juga mengumumkan penetapan tanggal 1, 9 serta 10 Dzulhijjah yang bertepatan dengan Iduladha.

Berdasar hasil hisab, PP Muhammadiyah juga menetapkan ijtimak atau garis lurus edar bumi, bulan, dan matahari, pada tanggal 29 Agustus 2011. Ijtimak yang terjadi pada pukul 10 lewat 41 menit dan ditambah kemunculan hilal menandakan jika 1 Syawal jatuh pada keesokan harinya, 30 Agustus.

Dengan ditetapkannya tanggal 1 Syawal lebih dulu, PP Muhammadiyah mengimbau masyarakat agar dapat menanggapinya secara cerdas. Masyarakat diminta memahami dan menghargai perbedaan, menjunjung keutuhan dan toleransi antar umat muslim serta mengutamakan nilai ibadah itu sendiri. Khususnya warga Muhammadiyah, diharap agar tetap berpegang teguh pada hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

HM Alwi Uddin juga berharap hasil ketetapan pemerintah nantinya tidak berbeda dengan ketetapan Muhammadiyah. “Upaya ke arah tersebut dikatakan ada, mengingat dalam sidang di lembaga hisab Kementerian Agama nantinya akan kembali digunakan metode yang tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan Muhammadiyah,” ungkap dia, malam tadi. (aan/yun)

2.NAHDATUL ULAMA


 Nahdlatul Ulama belum menetapkan awal Syawwal 1432 Hijriah. Penetapan Hari Raya Idul Fitri akan menunggu hasil rukyat yang digelar oleh NU pada 29 Agustus mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Lajnah Falakiyyah Nahdlatul Ulama (NU), Ghazalie Masroerie.

“Kita masih menunggu hasil rukyat,” katanya di Jakarta, Minggu (21/8). Dikatakan Ghazalie, hasil rukyat tersebut akan disampaikan sebagai bahan rujukan dalam sidang istbat oleh pemerintah.

Menurut dia, NU akan menetapkan dan mengikhbarkan setelah mengetahui hasil sidang tersebut.

Ghazalie juga meminta semua pihak agar tak mengaitkan perbedaan berpuasa atau berhari raya dengan dua kutub ormas besar, NU dan Muhammadiyah. Opini itu seakan mengesankan kedua kubu itu berselisih akibat penentuan Ramadhan dan Syawwal berbeda.

3.PERSIS

Sementara itu PP Persis sebagaimana Maklumatnya 1 Syawal  1432 H (‘Idul Fitri 1432 H) yang akan jatuh pada hari Rabu,tanggal 31 Agustus 2011.

Hal tersebut berdasarkan perhitungan:

-Ijtimak akhir Ramadhan 1432 H,hari Senin 29 Agustus 2011 pukul 10.04 WIB

-Ketinggian hilal waktu Maghrib di Pelabuhanratu :1°55’

-Ketinggian hilal waktu Maghrib di Jayapura:-0°02’

-Saat matahari terbenam (Maghrib) tangal 29 Agustus 2011,di seluruh Indonesia ketinggian

hilal kurang dari 2° dan iluminasi hilal kurang dari 0,4% sehingga hilal tidak akan memungkinkan

untuk dirukyat ,maka bulan Ramadhan 1432 H digenapkan menjadi 30 hari (istikmal).

 4.MUI (Majelis Ulama Indonesia)

walaupun Majelis Ulama Indonesia Pusat belum mengumumkan tentang hari raya idul FItri / 1 syawal 1432

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan ada dua kali hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriyah di tanah air. Muhammadiyah sudah memastikan Hari Raya pada 30 Agustus 2011, sementara Nahdlatul Ulama diprediksi MUI pada 31 Agustus 2011.

“Diperkirakan Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriyah dua kali yaitu, hari Selasa 30 Agustus dan Rabu 31 Agustus,” kata Toha Abdurrahman selaku Ketua MUI DIY kepada VIVAnews.com, Rabu 10 Agustus 2011, di Yogyakarta.

Menurut Toha, perkiraan dua kali hari Raya Idul Fitri tersebut disebabkan karena Selasa malam 30 Agustus itu, hilalnya baru 1,49 derajat. Sedangkan kalau menurut Hadis Nabi Muhammad SAW, Hari Raya Idul Fitri baru bisa minimal 2 derajat. “Menurut perintah Nabi puasa disempurnakan 30 hari,” ujarnya.

Toha menuturkan, yang Lebaran hari Selasa 30 Agustus itu landasannya adalah menggunakan Al-qur’an dengan metode hisab, seperti Muhammadiyah. Sedangkan yang Lebaran hari Rabu 31 Agustus adalah menggunakan Al-qur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW dengan cara rukyah, seperti yang dilakukan NU.

“Saya mengimbau kepada masyarakat supaya tidak saling mempermasalahkan itu. Hari Raya dua kali itu tidak masalah. Terserah masyarakat mau Lebaran yang mana,” katanya. (ren)

5.PEMERINTAH

Pemerintah menggelar sidang itsbat penetapan 1 Syawal 1432 H Senin, 29 Agustus 2011. Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab-Rukyat Kementerian Agama Muhyiddin mengatakan, sidang dilakukan sesuai ketetapan yang berlaku dalam syariat, yaitu penetapan awal bulan, terutama Ramadan, Syawal, dan Zulhijah oleh pemerintah.

“Tapi, pemerintah tak bisa memaksakan hasil keputusan sidang itu kepada masyarakat,” kata Muhyiddin di Jakarta, Ahad (21/8/2011). Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal jatuh 30 Agustus 2011. Pemerintah, kata dia, hanya mengimbau agar masyarakat menyikapi perbedaan dengan arif, termasuk jika ada perbedaan dalam perayaan Idulfitri.

Sidang itsbat melibatkan sejumlah pakar hisab rukyat dan instansi yang tergabung dalam Badan Hisab Rukyat (BHR). Di antaranya, Observatorium Bosscha ITB, Planetarium Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Di samping itu, ada 12 titik pengamatan hilal dalam penentuan 1 Syawal.

Sejumlah titik itu, di antaranya adalah Observatorium Hilal Lhok Nga, Aceh; Pekan Baru, Riau; Menara Timur Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung; Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung, Jawa Barat; Pos Observasi Bulan (POB) Bukit Bela-belu, Bantul, Yogyakarta; Mataram, Nusa Tenggara Barat; SPD LAPAN, Biak, Papua; Makassar, Sulawesi Selatan; Samarinda, Kalimantan Timur; Nusa Tenggara Barat; Pantai Gebang, Madura; dan SPD LAPAN Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat.

Secara terpisah, peneliti senior Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan, perayaan 1 Syawal 1432 H berpotensi mengalami perbedaan. Ini dipicu oleh penggunaan kriteria hilal yang barbeda sebagai acuan penetapan awal Syawal. Bagi mereka yang menggunakan kriteria wujudul hilal dipastikan Idulfitri jatuh pada 30 Agustus 2011.

Kalangan yang memakai kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat), besar kemungkinan berhari raya pada 31 Agustus 2011. Sebab, ketinggian bulan pada 29 Agustus kurang dari dua derajat sehingga tak memungkinkan hilal terlihat dengan mata telanjang. Sementara, batas bulan menurut kriteria tersebut mesti berada di atas dua derajat. ”Jadi, berpotensi berbeda,” katanya.

Perbedaan itu, kata Thomas, tidak mustahil akan terulang di masa mendatang selama tidak ada kesepakatan tentang kriteria itu. Ia mengusulkan penyamaan sistem kalender Hijriah. Diperlukan tiga syarat utama untuk mewujudkannya. Indonesia sudah memenuhi dua syarat, yaitu batas wilayah dan otoritas tunggal, dalam hal ini Menteri Agama. Tetapi, Indonesia belum memiliki kesamaan kriteria.

Penyamaan kriteria itu, menurut dia, bisa mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam astronomi. Ia mengusulkan kriteria hisab rukyat Indonesia. Kriteria itu yaitu jarak sudut pandang bulan-matahari lebih dari 6,4 derajat dan beda tinggi bulan-matahari lebih dari empat derajat. Upaya penyatuan tersebut tengah ditempuh oleh pemerintah. “Saya yakin itu akan terealisasi.
6. Arab saudi

Untuk Arab Saudi tanggal 1 Syawal 1432 H, hampir dipastikan jatuh pada hari selasa tanggal SELASA tanggal 30 Agustus 2011, karena letak Geografis Arab Saudi lebih Barat dari Indonesia dengan perbedaan waktu 4 jam 20 Menit dengan WIB.

Aku sadar di indonesia selalu terjadi perbedaan. Ini karena banyak ragam manusia dan latar belakang yang tinggal di Indonesia Hingga lahirlah berbedaan di Indonesia.kita semua harus menghargai perbedaan itu. Jangan sampai menjatuhkan satu sama lain. kita semua sama. Satu bangsa dan kita adalah saudara. Apalagi islam tidak mengajarkan perpecahan tapi, mengajarkan arti saling menghargai. Ya, kita harus saling menghargai satu sama lainnya. Mereka punya landasana masing- masing yang tentunya benar. Benar dalam artian dibenarkan oleh al-hadist dan alkitab.