Kita akan tetap menjadi keluarga, bukan?
Satu kalimat yang menjadi ketakutanku untuk saat ini. Kita sudah tidak lagi bertegur sapa hari ini, aku akui kita sedang saling bertengkar. Pertengkaran hebat, hingga aku lagi mengenali diriku sendiri. Aku dibelenggu amarah. Aku murka padamu, padahal aku tahu. Kamu tidak salah.
Kita akan tetap menjadi satu, bukan?
Kita yang pernah saling bersama dikala sulit. Berusaha merasakan gundahmu. Kita pernah menangis bersama. Kamu ingat? ada rasa bersalah ketika aku tak lagi menegurmu, bertanya,"Apakah kamu baik-baik saja?"
Karena kita saling bertengkar, aku kehilangan tawaku kali ini. senja indah aku anggap hambar. Kamu harus mengetahui itu. Ada setitik getaran yang membuatku takut saat ini. Aku takut kehilanganmu menjadi keluargamu. Lalu, kamu menjadi musuhku. Itu yang aku takutkan.
Berulang kali aku tatap dan baca pesan yang terakhir darimu. Aku juga egois ternyata. Aku kehilangan kamu, mereka dan kalian.
Satu yang aku harapkan, kita (aku dan kamu) tidak lagi bertengkar seperti kemarin. Kita ini keluarga bukan?
Untuk semua, maaf untukku yang egois.
kita akan tetap satu, bukan?
satu untuk selamanya?
Iya kan?
Kita ini satu tubuh, bukan?
No comments:
Post a Comment